DIA: "Jangan salahkan aku"
Seketika atas nama perasaan cinta yang
terkadang bisa membutakan empat mata orang
banyak , kadang juga membuat seseorang begitu angkuh karenanya, angkuh
mengharap sesuatu yang dapat menjadi milik milik kita sepenuhnya. Tanpa
menghiraukan sesuatu yang begitu teramat berharganya yaitu dia yang mempunya
setangkai embun hati untuk kita miliki. Saat
dauh pohon merah yang kita miliki berguguran hanya untuk bisa menggapai satu
titik yang kita ingini, tanpa tau kita bisakah menggapainya ??.. ataukah kita
jatuh sebelum sempat mencapainya.
Terlanjur daun merah telah berguguran,
terjatuh dihamparan bukit yang gersang dengan sedikit penyejuk yang tersisa
disini, kita hanya terus berusaha berlari, melompat, bahkan terengah –engah
hanya sekedar untuk memetik embun penyejuk yang ia mliki sekarang. Terbesit
angan bahwa hanya ia yang sanggup menghidupkan kembali sejuta pohon merah yang
ada di dua lembah yang tak sembarang orang bisa mengunjunginya.
Koma titik kehidupan penuh dengan rasa
juang sudah setengahnya kulalui hanya untuk mendapatkannya, titik akhirpun
sudah mulai ku lihat diufuk gelapnya pagi yang menyapa dengan sorotan matahari
yang seakan malu untuk menampakan dirinya dihadapanku. Sedikit demi sedikit
sudah .. jalan yang selama ini terasa tak ada batasnya sama sekali, inilah prejuangan,
pengorbanan, dari seorang anak manusia yang mengharap akhir cerita bahagia.
Tak perlu heran apa yang aku lakukan,
tek perlu khawatir apa yang aku usahakan, tak perlu iri apa yang akan aku
dapatkan nanti, semua orang berharap semua orang juga punya kesempatan
mendapatkan sesuatu yang mereka angankan sejak lama, bahkan sejak aku bertatap
heran tentang rahasia hidupnya. Rasa itu yang nantinya bisa membuka kotak rahasia
penuh makna, bak sebuah kunci yang di buat khusus untuk dapat membukanya.
Kata hati mulai kurangkai seperti sebuah
sandi penuh makna dan kaya akan sastra indah, semua ku persiapkan hanya untuk
kuungkapkan sebelum aku siap untuk membuka sebuah kotak itu yang lama mengharap
hadirku disisinya. Semangat awali perjalanan akhirku untuk sepenggal petualangan
ini dimulai,.. semua resiko, semua kenyataan ada dihadapanku, apakah aku siap
menghadapinya. Siap tak siap memang harus kumelaluinya untuk mencapai dan
membayar akan perjalanan panjang yang selama ini aku hadapi.
Akhir cerita akupun sampai
dipersimpangan jalan yang menghubungkan benang merah yang selama ini terangkai,
angin yang tak begitu kencang menemani disamping berterbangan debu yang penuh
harapan yang tersimpan didada. Aku datang sekarang aku hadir untuk menjemputmu
izinkan aku membukanya untukmu, selangkah kaki mulai sampai .. dan singkat langkah
pula aku sampai didpan otak selama ini aku cari dan ingin sekali aku
membukanya.
Aku mendekat dengan perlahan sembil
mengandai dan penuh harap akan keindahan yang terdapat didalamnya,, kunci dan
rankaian kata kuciptakan aku ungkapkan dengan lantang dan penuh akan gugup
disekujur tubuh. Terdiam sejenak setelah aku mulai tahap pertama selesai sudah
kubacakan isi hati ini lewat kata-kata yang selama ini selalu kusimpan. Diam sejenak
sekedar hanya untuk menenangkan gundahnya rasa diri dan hati.
Satu detik satu menit satu jam bahkan
satu hari aku tunggu kotak itu terbuka, tapi…… tak juga kunjung cahaya nampak
akan tanda terbukanya ia, aku melihatnya, tak berkedip dengan sesekali terheran
apakah mungkin kotak itu tak bisa sama sekali kubuka walau hanya 1 cm,, rasa
lemas, gundah mulai hinggap ,, hanya kata tanya mengapa yang terucapa lewat
bibir ini.
2 hari , 3hari dan sampai akhirnya
hampir satu minggu aku mengamatinya tak satupun perubahan yang ada di kotak itu.
“benarkah ini semua setelah semua yang aku lakukan hanya tercipta angan yang
sia-sia saja, tak adakah sekedar menyapa, atau menghampiri aku yang menunggu mu
disini wahai isi kotak “ tetesan air
mata mulai turun bak air terjun yang
deras menghujam dasar sungai yang penuh dengan bebatuan yang tajam dan hitam
pekat.
Seketika aku mendengan suara lembut yang
memang keluar dari isi kotak itu…. Suara itu berkata: “Maafkan
aku ,, aku tak bisa , dan tak mampu keluar dari isi kotak ini walaupun dengan
sedikit celah yang kamu harapkan. MAAFKAN aku, aku mengecewakanmu yang begitu
gigih berjalan berhari-hari hanya sekedar untuk menemuiku. Maafkan aku yang
hanya bisa mengubur harapanmu yang begitu dalam, maafkan aku yang hanya bisa
diam dengan persaan yang engkau punya. “JANGAN SALAHKAN AKU” karena aku tak
mampu dan aku tak sanggup, inilah kenyataan dan engkau sebagai laki-laki sejati
harus dan dapat menerima ini semua.”
setelah semuanya terjadi tidak sesuai
harapan … ketika semua pulang dalam keadaan kalah…hanya isak sedih yang
menemani setiap langkahnya,,, berdiri sendiri seperti tak tau lagi arah tujuan
hidup.. inilah kenyataan ,, inilah hidup … aku mengerti dan aku berharap ..memang
semua mempunya pola.. dan itu semua percayalah akan indah pada saatnya.
…“The end”…
“The pain will go way”
By : Mahrus Ali